Bambu merupakan tanaman yang dapat tumbuh dalam waktu yang singkat dibandingkan dengan tanaman kayu-kayuan. Dalam sehari bambu dapat bertambah panjang hingga 90 cm. Rata-rata pertumbuhan bambu untuk mencapai usia dewasa dibutuhkan waktu 3-6 tahun. Pada saat ini, pemanfaatan bambu hanya sebagai pemenuhan kebutuhan hidup saja.
Seperti misalnya hanya pada pemanfaatnya sebagai bahan kerajinan tangan. Selain itu, juga digunakan sebagai arang. Pembuatan arang yang dilakukan oleh masyarakat umumnya digunakan dengan proses pembakaran yang terbuka sehingga hasil samping berupa gas, asap dan zat-zat lainnya lolos ke udara dan berpotensi menyebabkan pencemaran lingkungan.
Bagian bambu yang lebih sering digunakanpun hanya sebatas pada bagian tegah batang bambu yang memiliki bentuk lurus, sementara bagian lainnya (bagian bawah batang, bagian atas batang, ranting dan daun bambu) terbuang begitu saja. Tujuan gagasan tertulis ini yaitu untuk mengolah limbah bambu menjadi bahan yang lebih berguna seperti arang aktif, dan liquid smoke dengan sistem bersiklus dan tertutup. Dengan demikian, selain dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, juga dapat menyelamatkan lingkungan dari pemanasan global.
Pembakaran limbah bambu dilakukan pada tabung tertutup yang kedap udara. Hasil dari pembakaran ini berupa arang, gas, dan asap. Asap yang terbentuk dapat dialirkan ke suatu pipa kondensator yang berfungsi untuk mendinginkan asap sehingga asap akan mengembun dan membentuk cairan yang selanjutnya disebut asam cair dan dapat digunakan sebagai pengawet makanan. Sementara itu, gas-gas yang dihasiklan berupa gas karbon dioksida, dapat digunakan untuk mengaktivasi arang yang dihasilkan sehingga terbentuk arang aktif. Dengan sistem pengolahan ini, maka semua hasil samping dari pembakaran limbah bambu ini tidak akan keluar tabung sehingga tidak mencemari lingkungan. Dengan demikian produk yang dihasilkan dari pengolahan dengan sistem ini adalah berupa arang aktif, dan asap cair (liquid smoke).
[sumber]